Seri Baru Jadi Ortu: Apa Jamu Pelancar ASI Manjur dan Aman Diminum?

Welasan.id - Jamu termasuk obat tradisional yang diubah dari tumbuh-tumbuhan sampai-sampai menghasilkan suatu ramuan. Bentuk sediaan jamu pun tidak melulu satu, melainkan dapat Anda temukan dalam sekian banyak sajian.

Mulai dari jamu cair yang dapat langsung diminum, diubah menjadi pil, maupun bubuk yang mesti diseduh terlebih dahulu.

Para ibu menyusui barangkali sudah tidak asing dengan guna jamu yang disinggung sebagai pelancar ASI. Terlebih, proses peracikan jamu tidak begitu sulit, gampang ditemui, bahkan harganya yang terbilang murah.

Dilansir Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), jamu telah dipakai secara turun-temurun sekitar berpuluh-puluh atau barangkali ratusan tahun.


Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: 3 Hal yang Picu Janin Gagal Berkembang

Penggunaan jamu sekitar ratusan tahun pun membuktikan bahwa, guna ramuan herbal yang dikombinasi dari campuran sekian banyak tumbuh-tumbuhan sudah terbukti ketenteraman dan untuk destinasi kesehatan tertentu. Atas dasar ini pula, jamu dipercaya dapat membantu menjadi pelancar ASI pada ibu menyusui.

Alasan lainnya, sebab jamu dikenal sebagai bahan tradisional dan alami. Hal ini pasti menjadi pesona tersendiri untuk para ibu menyusui.

Pasalnya, tidak seluruh obat-obatan boleh diminum sekitar menyusui. Itu sebabnya, jamu dirasakan lebih aman ketimbang obat-obatan yang berisiko memunculkan efek samping terhadap kesehatan. Baik pada ibu maupun bayinya.

Benarkah jamu pelancar ASI manjur?

Hal selanjutnya yang barangkali jadi pertanyaan Anda, apakah jamu efektif sebagai pelancar ASI atau tidak. Sebenarnya, bahan-bahan yang biasa dipakai dalam penciptaan jamu pelancar ASI adalahlaktogogue.

Laktogogue ialah bahan atau zat yang dipercaya dapat membantu merangsang, memperbanyak, serta menjaga jumlah ASI pada ibu menyusui. Benarkah demikian?

Sebuah riset yang dilaksanakan di wilayah Pekalongan, Jawa Tengah, meminta selama 89 narasumber ibu menyusui guna rutin minum jamu. Ramuan jamu ini diubah dari racikan daun katuk, kunyit, lempuyangan, dan asam jawa yang ditumbuk dan lantas airnya direbus.

Penggunaan sekian banyak bahan-bahan tradisional di dalam jamu tersebut, diandalkan berisi zat yang dapat bermanfaat sebagai pelancar buatan ASI. Hasil dari riset yang diterbitkan tahun 2012 juga ternyata positif.

Ibu yang teratur minum jamu sekitar masa nifas (setelah melahirkan) dan menyusui, berkesempatan 4 kali lebih banyak untuk merasakan peningkatan buatan ASI daripada ibu yang tidak minum jamu. Di samping itu, riset pada ibu nifas dan menyusui di Kabupaten Tegal, pun mempunyai hasil yang serupa.

Penelitian yang dimuat dalam Jurnal SIKLUS di tahun 2018, meneliti ibu menyusui yang teratur minum jamu dari ragam campuran bahan alami. Meliputi kencur, kunyit, lempuyang, daun katuk, temu giring, sampai temulawak.

Bentuk sediaan jamu yang diminum ibu menyusu ini beragam. Ada yang dapat langsung diminum, maupun dikemas dalam format pil.

Berdasarkan hasil riset tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa kandungan bahan di dalam jamu berfungsi baik sebagai pelancar ASI. Bahkan, jamu pun dinilai dapat menolong menjaga daya tahan dan mempercepat proses pemulihan tubuh ibu usai melahirkan.

Mendukung urusan yang sama, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu pun meneliti tentang jamu sebagai pelancar ASI.

Hasilnya, ramuan dari daun katuk, daun bangun-bangun, dan daun pepaya, terbukti dapat menolong meningkatkan jumlah ASI ibu menyusui. Peningkatan buatan ASI ini diperoleh setelah ibu menyusui teratur minum ramuan tradisional tersebut sekitar 28 hari.

Mengenal bahan alami dalam jamu pelancar ASI

Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya, jamu pelancar ASI diubah dari sekian banyak campuran tumbuhan dan bahan tradisional. Bukan sembarang bahan atau tanaman, sebab sebenarnya seluruh komposisi ini termasuk ke dalam laktogogue.

Berikut bahan dasar yang seringkali digunakan dalam olahan jamu pelancar ASI:

Kunyit

Ilustrasi kunyit14031857 Ilustrasi kunyit
Kunyit mempunyai kandungan senyawa kimia mempunyai nama kurkumin. Senyawa berikut yang berperan dalam menyerahkan pigmen berwarna kuning yang khas pada kunyit.

Kunyit pun diperkaya dengan minyak atsiri yang dikenal dapat membantu menambah produksi ASI. Di sisi lain, kandungan zat gizi yang pelbagai pada kunyit laksana karbohidrat, protein, vitamin C, kalium, serta fosfor, turut mencukupi keperluan gizi ibu menyusui.

Itulah kenapa kunyit tidak jarang dijadikan bahan gabungan dalam ramuan jamu pelancar ASI.

Asam jawa

Ilustrasi asam jawa Ilustrasi asam jawa

Bahan beda yang pun tak kalah tidak jarang dicampur bareng jamu pelancar ASI yaitu asam jawa. Ada sekian banyak kandungan zat gizi di dalam bahan alami yang satu ini.

Mulai dari protein, lemak, hidrat arang, kalsium, vitamin A, vitamin B1, sampai vitamin C. Melihat ragam kandungan kimiawi yang terdapat di dalam asam jawa, menciptakan bahan tradisional yang satu ini kerap dipakai dalam penciptaan jamu guna ibu menyusui.

Hal ini disebabkan asam jawa dinilai dapat membantu mengawal kesehatan jasmani ibu nifas, sekaligus mempercepat pemulihan tubuh pasca melahirkan. Dengan begitu, secara tidak langsung asam jawa bisa memengaruhi buatan ASI sekitar menyusui.

Tidak berhenti hingga di situ, asam jawa pun sudah semenjak lama diandalkan mampu menyembuhkan sekian banyak penyakit. Contohnya asma, batuk, demam, alergi, luka, bisul, sampai bengkak pada kulit sebab disengat serangga.

Adas

Adas <b><font color='red'>mempunyai </font></b>sifat diuretik, dan aromanya dapat<b><font color='red'> meminimalisir </font></b>nafsu makan.SHUTTERSTOCK Adas mempunyai sifat diuretik, dan aromanya dapat meminimalisir nafsu makan.

Adas adalahsalah satu komponen yang seringkali dijadikan bahan dalam penciptaan minyak telon. Meski begitu, tumbuhan yang satu ini pun kerap dimanfaatkan guna menghasilkan jamu pelancar ASI.

Ini sebab adas berisi senyawa flavonoid dan coumarins. Kedua senyawa tersebut tergolong dalam kumpulan fitoestrogen yang dapat menolong merangsang buatan ASI.

Lempuyang

Ilustrasi lempuyang Ilustrasi lempuyang
Lempuyang ialah tanaman yang rimpangnya tidak jarang dimanfaatkan sebagai bahan dasar guna pengobatan. Sama laksana kunyit, lempuyang pun mempunyai kandungan minyak atsiri di dalamnya, laksana limonan dan zerumbon.

Selain dapat dimanfaatkan dalam gabungan jamu pelancar ASI, lempuyang juga berfungsi untuk mengembalikan situasi kesehatan tubuh ibu sesudah melahirkan.

Daun katuk

Ilustrasi daun katuk Ilustrasi daun katuk
Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI, melafalkan daun katuk sebagai di antara tanaman yang sangat sering ditemukan dalam jamu pelancar ASI. Hal ini bukan tanpa alasan.

Di samping kaya bakal kandungan protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1, dan Vitamin C, daun dengan nama latin Sauropus androgynus ini juga diisi oleh zat polifenol dan steroid.

Kandungan polifenol dan steroid dapat menambah jumlah hormon prolaktin di dalam tubuh. Tingginya kadar prolaktin berperan dalam penambahan jumlah ASI pada payudara, sekaligus mempercepat dan melancarkan produksinya.

Berbagai kandungan zat gizi dalam daun katuk tersebutlah yang nantinya dapat menolong mencukupi keperluan zat gizi harian kita dan si kecil.

Daun bangun-bangun alias daun jintan

Ilustrasi daun bangun-bangun atau daun jintan Ilustrasi daun bangun-bangun atau daun jintan
Daun bangun-bangun adalahjenis daun yang tidak sedikit ditemukan di wilayah Sumatra Utara. Daun yang pun dikenal dengan nama daun jintan dan mempunyai nama latin Plectranthus amboinicus ini, ternyata terkenal dapat melancarkan ASI.

Bahkan, dapat turut memengaruhi penambahan berat badan bayi dan memenuhi keperluan mineral di dalam tubuh. Meliputi zat besi, kalium, seng, dan magnesium.

Menariknya, kandungan kalium di dalam daun bangun-bangun dapat berkhasiat untuk mencuci darah, melawan serangan infeksi, dan menyerahkan rasa tenang. Alhasil, proses menyusui dapat lebih gampang dan lancar.

Itulah kenapa pada sejumlah jamu pelancar ASI, daun bangun-bangun dijadikan sebagai di antara bahan dasarnya. Terlepas dari urusan tersebut, jenis daun yang satu ini ternyata pun kaya akan sekian banyak zat gizi penting untuk tubuh ibu dan bayi.

Berdasarkan keterangan dari Data Komposisi Pangan Indonesia, dalam 100 gram (gr) daun bangun-bangun tersimpan ragam nutrisi. Mulai dari 27 kalori, 1,3 gr protein, 0,6 gr lemak, 4 gr karbohidrat, sampai 1 gr serat.

Berbagai vitamin dan mineral pun tak kalah tidak sedikit terkandung di dalam daun bangun-bangun. Baik tersebut kalsium, natrium, zat besi, fosfor, kalium, vitamin B, vitamin C, dan beda sebagainya.

Daun pepaya

Ilustrasi daun pepaya Ilustrasi daun pepaya
Mungkin kita lebih akrab memakan daun pepaya yang diubah sebagai sayuran. Namun nyatanya, daun pepaya juga dapat diolah sebagai bahan dasar dalam penciptaan jamu pelancar ASI.

Daun dengan nama ilmiah Carica papaya ini adalahtanaman di samping daun katuk yang pun dikenal baik untuk menolong meningkatkan buatan ASI. Seperti dilafalkan oleh Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI.

Di samping itu, daun pepaya pun menyumbang sebanyak zat gizi yang untuk Anda dan si kecil. Dalam 100 gr daun pepaya, terdapat 87 kalori, 8 gr protein, 11,9 gr karbohidrat, 2 gr lemak, serta 1,5 gr serat.

Berbagai vitamin dan mineral lainnya pun tak luput muncul di dalam tumbuhan dengan struktur tulang daun menjari ini. Berdasarkan keterangan dari penelitian dari B2P2TOOT Tawangmangu, daun pepaya dapat dijadikan jamu dengan takaran takaran sekitar 5 gr per hari.

Namun tidak diubah sendiri, tetapi dicampur bareng dengan daun katuk dan daun bangun-bangun. Semua daun-daun itu kemudian dibersihkan bersih, dijemur, dan dikeringkan di dalam oven bersuhu 50 derajat Celcius.

Keamanan minum jamu pelancar ASI sekitar menyusui

Manfaat minum jamu pelancar ASI sekitar menyusui memang sudah lumayan terbukti di masyarakat. Namun, bagaimana dengan keamanannya?

Melihat dari sisi keamanan, riset dari B2P2TOOT Tawangmangu berasumsi bahwa jamu pelancar ASI terbilang baik dan aman diminum oleh ibu menyusui.

Pasalnya, sesudah ibu menyusui teratur minum jamu pelancar ASI sekitar 28 hari, tidak ditemukan adanya gangguan atau evolusi pada faedah organ ginjal dan hati.

Sebagai gambaran, riset tersebut bukan sekadar menyerahkan ramuan jamu saja untuk para ibu menyusui. Akan tetapi, juga dilaksanakan pemeriksaan laboratorium guna ibu.

Mencakup pengecekan darah, gula darah sewaktu, faedah hati (SGOT dan SGPT), dan faedah ginjal (Ur dan Cr). Hal ini bertujuan untuk memahami penyakit yang barangkali sudah dipunyai ibu, sekaligus guna mengenali situasi organ hati dan ginjal semenjak awal.

Jadi, dapat dilakukan pengawasan bila nantinya hadir efek samping tertentu pada kedua organ tubuh tersebut sekitar dan sesudah pemberian jamu. Kesimpulan itu sedikit bertolak belakang dengan hasil ketenteraman minum jamu yang diperoleh oleh riset dalam jurnal SIKLUS.

Pada riset tersebut, di antara ibu menyusui merasakan tekanan darah tinggi sampai-sampai merasa pusing masing-masing kali minum jamu. Setelah diamati, sejumlah jenis jamu kandungannya ialah flavonoid.

Di dalam tubuh, flavonoid bekerja dengan teknik menghambat kegiatan ACE alias angiotensin converting enzyme. Padahal, ACE adalahenzim didalam tubuh yang bisa berperan dalam menaikan desakan darah.

Jadi, seharusnya kandungan flavonoid dapat menolong menurunkan desakan darah. Hal ini berlawanan dengan hasil riset tersebut.

Namun demikian, ketika frekuensi minum jamu pelancar ASI yang berisi flavonoid dikurangi menjadi 1 kali sehari, keluhan penambahan tekanan darah pada ibu menyusui bukan lagi dirasakan.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Anak Ikut Les Sejak Kecil, Apa Baik guna Perkembangannya?

Kuncinya, konsultasikan dulu dengan dokter

Sebagai kesimpulannya, sebetulnya Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak menganjurkan konsumsi jamu sekitar masa menyusui. Sebab dikhawatirkan bakal timbul efek samping pada ibu maupun bayinya.

Namun, andai Anda merasa tidak terdapat masalah sekitar minum jamu pelancar ASI dan hendak merutinkan konsumsinya, tidak terdapat salahnya guna berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.

Biasanya dokter akan menganjurkan perlu atau tidaknya minum jamu pelancar ASI, dengan memeriksa situasi kesehatan kita terlebih dahulu. Kondisi kesehatan tertentu barangkali tidak disarankan untuk minum jamu, terlebih di masa menyusui.

Jika dipaksakan, urusan ini malah berisiko memengaruhi situasi kesehatan kita maupun si kecil. Tak butuh khawatir, sebab Anda masih dapat mencoba sekian banyak cara menggandakan ASI lainnya untuk mengoptimalkan produksinya guna si kecil.

Sumber : KOMPAS

Belum ada Komentar untuk "Seri Baru Jadi Ortu: Apa Jamu Pelancar ASI Manjur dan Aman Diminum?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Hosting Unlimited Indonesia

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Hosting Unlimited Indonesia